Melepaskan Diri dari Sikap Pasif
Terjebak dalam kondisi diri yang pasif. Jujur ini adalah salah satu masalah yang masih sering saya temui. Pastilah pernah diantara kita mengalami hal semacam ini, suatu ketika seakan-akan tidak punya motivasi sama sekali untuk menjalani hidup sebagai mana mestinya, walaupun sebenarnya banyak tugas, pekerjaan dan kejaran yang terus menanti dan menunggu untuk diselesaikan.
Kalau sudah terjebak, biasanya akan butuh dorongan yang kuat untuk bisa memotivasi diri kembali. Dan cara menemukan motivasi itulah yang menjadi tantangan agar tidak mudah terjembab dalam lubang kepasifan seperti ini.
Pasif disini coba saya definisikan sebagai kondisi dimana kita tidak menjalankan kegiatan sebagaimana mestinya, tidak seperti hari-hari normal biasanya. Pikiran lesu, malas untuk bergerak, pengennya rebahan terus padahal banyak tugas/pekerjaan yang terus berdatangan dan perlu diselesaikan.
Baca juga artikel mengenai Kumpulan Metode Mencatat yang Efektif
Pasif ini juga bisa diartikan sebagai kondisi ketika kita hanya mampu mengangguk-angguk dengan jalannya kehidupan, tidak mampu menentukan jalan kita sendiri. Terus-menerus terbawa dengan gempuran situasi dari luar diri kita.
Perilaku seperti ini bisa muncul kapan saja dan tidak pandang waktu. Kalau ada sesuatu yang memicu, wah bisa langsung kambuh deh dan cara menghilangkannya juga masih belum saya temukan bagaimana racikannya. Karena suatu ketika bisa hilang begitu saja, saya bisa kembali menemukan motivasi diri. Tapi suatu ketika terasa sulit untuk dihilangkan.
Penyebab Timbulnya Perilaku Pasif
Perilaku pasif umumnya terjadi ketika sedang mengalami kebuntuan dalam sesuatu, entah itu tentang pekerjaan atau kehidupan secara umum. Ketidakkuasaan diri dalam mencari solusi secara efektif inilah yang menyebabkan kondisi jasmani dan rohani menjadi lelah.
Karena lelah otomatis kita akan merasa kecewa, putus asa dan akhirnya menjadi orang yang pasif. Pasif disini berarti tidak melakukan apa yang seharusnya dijalani seperti biasanya. Nah biasanya ada tiga hal yang umum menyebabkan sifat pasif ini.
Kurang Motivasi
Motivasi menjadi faktor penting dalam melakukan sesuatu. Tidak mungkin anda berniat dan segera beraksi kalau tidak memiliki motivasi sama sekali.
Bagi anda yang sudah bekerja seharusnya punya motivasi lebih yang mendorong anda harus tetap bekerja, terlebih jika sudah berkeluarga. Ada kebutuhan untuk menafkahi jadi mau tak mau mendapat penghasilan sudah barang pasti menjadi motivasi anda ketika bekerja.
Lain halnya untuk kondisi yang bukan bekerja, contohnya seperti belajar. Bagi pelajar / mahasiswa, termasuk saya, yang sedang menempuh pendidikan juga kerap kali mengalami kehilangan motivasi.
Hilangnya motivasi menyebabkan timbulnya rasa malas. Malas belajar otomatis menjadi tidak paham materi. Alhasil nilai pun jeblok. Kira-kira alurnya seperti itu.
Apalagi di masa sekarang, ketika belajar harus dilakukan dari rumah. Situasi belajar mengajar terasa semakin hilang esensinya. Yah walaupun saya juga sempat membahas mengenai teknik self-learning untuk mengatasi hal semacam ini, tetapi kondisi pikiran menjadi semakin jenuh saja sehingga motivasi untuk terus konsisten belajar pun ikut memudar.
Tidak terkecuali dalam kehidupan sehari-hari secara umum. Kita yang sampai detik ini masih menghadapi pandemi juga sangat rentan untuk kehilangan motivasi. Ketidakbebasan untuk bergerak kemana-mana akan semakin meningkatkan kecenderungan untuk menjadi orang yang pasif.
Tidak punya tujuan
Saya rasa hal ini masih cukup berhubungan dengan masalah motivasi. Kita akan senantiasa berjuang dalam sesuatu apabila punya tujuan yang jelas. Dengan tujuan itu kita memiliki motivasi untuk terus bergerak.
Sekiranya banyak orang yang juga setuju apabila hidup itu harus punya tujuan. Karena ketika tidak punya sama sekali, hidup menjadi tidam terarah. Mudah sekali terombang-ambing diluar sana, mudah mengikuti arus yang bisa jadi mengarahkan kita menuju tempat yang salah.
Kalau kita sudah menetapkan tujuan yang jelas, entah itu tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang. Kita pastinya bisa menyusun langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan. Dengan begitu akan ada alasan lebih bagi kita untuk tidak berdiam diri dan menjadi pasif.
Analysis Paralysis
Pernah terhanyut terlalu dalam ketika berpikir tentang sesuatu? Memerlukan waktu yang lama dalam mengambil keputusan? Inilah yang dinamakan analysis paralysis.
Istilah gampangnya mungkin menjadi overthinking akan suatu hal. Ketika proses pemecahan masalah memerlukan analisis dan dari situ ternyata anda malah terjebak terlalu lama pada tahapan itu.
Saya coba mengambil contoh dari pengalaman pribadi yang biasanya sering muncul.
Jadi kondisinya saya sedang mengerjakan tugas/pr. Isinya ada tiga soal. Nah soal nomor 1 ternyata bisa mudah diselesaikan.
Oke lanjut ke nomor 2. Soal nomor 2 ini berisikan pertanyaan konsep yang ternyata belum saya pahami betul, maka dari itu saya pun mencoba untuk mencari dan membaca referensi terkait soal itu. Ternyata setelah dikulik lebih jauh, pembahasannya sangat komprehensif dan membuat saya semakin terpaku dengan hal ini.
Di satu sisi ini bisa sangat bagus untuk pemahaman, karena kita akan semakin paham mengenai hal tersebut. Ada kemauan untuk terus mengeksplor materi itu.
Namun di satu sisi pr saya tidak kunjung selesai, masih stuck di nomor 2 hingga waktu yang lama. Situasi seperti inilah yang akan menyebabkan sifat pasif karena kita membutuhkan waktu yang lama untuk berprogress ke depan.
Sangat merugikan bukan, apalagi kalau anda sebenarnya punya jadwal yang sudah padat, semuanya jadi terhambat
Pertanyaannya sekarang
Emang kenapa kalau kita terus bersikap pasif?
Bagi beberapa orang sikap pasif itu cenderung digambarkan dengan konotasi negatif. Biasanya disandingkan dengan malas, tidak punya tujuan, tidak mau berusaha dll.
Yang artinya tidak memiliki kemauan untuk bergerak ke depan, pasrah dengan keadaan terus begitu-begitu saja.
Karena dengan berperilaku pasif akan sulit mendapatkan apa yang kita mau. Kenapa bisa begitu? Pasif tidak melakukan apa yang seharunya bisa menyebabkan kita tidak bisa manfaatkan kesempatan.
Kesempatan itu bisa datang kapan saja, tak bisa diprediksi kapan datangnya jadi setiap ada kesempatan yang datang harus dimanfaatkan betul kalau ingin berhasil. Jangan sampai peluang kesuksesan lewat begitu saja didepan mata karena sifat pasif ini.
Jadi marilah tinggalkan sifat pasif yang sangat merugikan ini. Walaupun sekarang masih dalam masa pandemi yang notabenenya kita seakan-akan dipaksa untuk menjadi lebih "pasif" dibanding biasanya, tidak bisa bepergian kemana-mana entah sampai kapan.
Jangan sampai situasi seperti ini memicu kita untuk hanya bisa pasrah dan bersikap pasif begitu saja. Karena masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan walaupun semuanya harus dilakukan dari rumah. Temukan sisi positifnya dan terus semangat dalam meraih mimpi!
0 Comments:
Posting Komentar