Kumpulan Metode Mencatat yang Efektif
Untuk kalian para siswa, mahasiswa atau pembelajar yang senantiasa ingin mengembangkan diri.
Buat kalian yang pernah mengenyam bangku sekolah pasti dulu punya stigma kalau "anak pintar itu anak yang rajin mencatat" benar bukan?
Memang itu ada benarnya. Tetapi kalau ternyata kalian pernah menemui ada anak yang tidak pernah mencatat tapi kemampuan akademiknya bagus sekali, ya itu beda kasus. Sepertinya mereka memang punya keistimewaan untuk bisa memahami sesuatu dengan mudah tanpa mencatat. Oke saya tidak akan membahas lebih lanjut masalah itu.
Kembali lagi ke masalah catatan. Mencatat saat pelajaran berarti kamu harus mampu fokus paling tidak tiga hal, yaitu mendengarkan pemateri, mencerna materi dan menuliskan pemahaman tersebut di catatan.
Mencatat bisa dilakukan di buku, binder atau kertas selembar. Selama semuanya bisa ditulis tidak masalah
Percayalah, saya sendiri pun kadangkala tidak bisa mengikuti ritme pelajaran secara konstan. Ada kalanya saya butuh waktu yang lebih lama untuk bisa ngeh penjelasan yang diberikan sehingga akan ada jeda waktu yang bisa membuat kita sedikit tertinggal.
Baca juga artikel mengenai Teknik Napoleon, Teknik Meningkatkan Produktivitas dengan Menunda Sesuatu
Nah maka dari itu, kalau memang berniat ingin mencatat suatu pelajaran / materi. Kalian harus mempersiapkan template atau mungkin bisa disebut rancangan catatan juga kali ya. Tujuannya untuk mempermudah proses catat mencatat selama pelajaran. Serta yang tidak kalah penting agar catatan bisa tetap terbaca dengan baik saat akan dipelajari lagi nantinya.
Kondisi kedua ini cukup krusial menurut saya. Entah kenapa catatan yang tidak terorganisir dengan baik itu akan membuat saya menjadi malas membacanya. Apakah kalian juga pernah seperti itu?
Jadi katakanlah kita sedang berada dalam posisi akan belajar untuk ujian. Dan kita sudah punya catatan mengenai materi yang diujikan. Tetapi setelah melihat sekilas catatan itu, rasanya sangat kurang nyaman untuk dibaca. Walaupun ternyata isinya lebih esensial karena ditulis berdasarkan pemahaman kita sendiri, tidak jarang saya malah beralih dari catatan sendiri menuju ke textbook atau rangkuman lain.
Dari situlah saya kadang merasa, catatan saya ini bukan cuma harus bagus isinya tapi juga harus bagus tampilannya. Agar masih bisa terbaca ketika dibutuhkan kembali.
Nah pada kesempatan kali ini saya ingin membagikan beberapa metode mencatat yang dikenal cukup efektif untuk dicoba untuk kalian siswa, mahasiswa atau siapapun yang ingin meningkatkan kualitas catatannya.
1. Metode Outline
Metode ini adalah salah satu metode yang sering dipakai dan dikenal. Strukturnya sangat sederhana dan tertata dengan baik. Metode Outline ini sangat cocok untuk menuliskan materi yang terdiri atas beberapa topik, subtopik serta penjelasan lebih lanjutnya.
Ciri khas dari metode Outline ini adalah menggunakan bantuan bullets dalam setiap struktur kalimatnya. Kira-kira bentuknya seperti ini.
Kalian bisa dengan mudah menuliskan poin-poin utama dari penjelasan materi dan juga menambahkan penjelasan terkait pada struktur dibawahnya.
2. Metode Cornell
Metode ini dipopulerkan oleh Prof. Walter Pauk dari Cornell University pada tahun 1950an. Wah sudah lama sekali ya. Metode Cornell ini bisa diidentifikasi dengan catatan yang dibagi menjadi 3/4 bagian seperti pada gambar ini.
Bagian atas adalah tempat untuk menuliskan judul dan tanggal (ini sifatnya opsional). Buat garis untuk mengambil bagian bawah catatan dengan tinggi mungkin sekitar 3-4 cm (sesuaikan dengan selera). Lalu bagian tengah catatan dibagi menjadi dua bagian dengan proporsi kira-kira 30% (sebelah kiri) dan 70% (sebelah kanan).
Materi utama dituliskan pada bagian kanan ini. Bisa dituliskan penjelasan utama, poin-poin penting atau ilustrasi gambar tabel yang mungkin bisa kamu sertakan juga untuk memperkuat catatanmu.
Sedangkan di bagian kiri cukup dituliskan beberapa kata kunci dari penjelasan yang telah kamu tulis tadi di sebelah kanan. Ini bertujuan untuk meng-highlight poin-poin yang perlu kamu pelajari atau ulas lebih lanjut nantinya.
Terakhir adalah bagian bawah. Disini adalah tempat untuk menulis summary atau kesimpulan dari catatan kamu tadi.
Menurut saya keunggulan dari teknik ini adalah catatan menjadi lebih terstruktur dan sistematis. Peletakan jenis informasinya jelas dan akan lebih mudah dibaca ketika akan dipelajari lagi.
Tetapi yang bikin agak mager adalah kita harus membuat template-nya terlebih dahulu. Jadi sebelum mulai kelas kamu harus menggaris-garis dulu kertas catatanmu. Kadangkala saya agak lupa juga kalau ternyata belum menyiapkannya.
Selain itu kalian juga diharuskan untuk mereview dan menuliskan ulang satu kalimat yang menyimpulkan keseluruhan materi yang telah kamu catat itu. Jadi kalau kurang terbiasa me-review, maka akan sedikit membutuhkan waktu tambahan untuk bisa merangkumnya.
3. Metode Mapping
Kalian pernah membuat mind-map? Kira-kira seperti itulah bentuk dari metode Mapping ini. Catatan diawali dengan satu topik utama. Kemudian dikembangkan menjadi beberapa subtopik. Dan dari subtopik itu terus dikembangkan lagi menjadi penjelasan yang lebih spesifik.
Metode Mapping ini akan sangat berguna untuk memperlihatkan sebab akibat (kausalitas) antara satu penjelasan dengan penjelasan yang lain.
4. Metode Charting
Selanjutnya ada metode Charting. Metode ini menggunakan semacam tabel untuk mengatur kontennya. Menggunakan template kolom-kolom yang diberi kategori. Sangat berguna terutama ketika materi yang dipelajari mengandung banyak sekali informasi mengenai fakta, data, perbandingan keunggulan dan kekurangan.
Metode ini lebih cocok diterapkan ketika kalian ingin menghafal banyak materi dalam sekaligus. Semua informasi yang tersedia sudah tersusun rapi dalam kolom-kolom tersebut.
Saya pun pernah menggunakan metode ini untuk menghafal dari tiga topik sekaligus, disitu saya menuliskan informasi-informasi yang diperlukan. Contohnya adalah mengenai definisi, keunggulan, kekurangan dan aplikasinya.
Dan hasilnya sangat positif. Materi yang kalau dibaca lewat textbook mungkin akan terasa bejibun, dengan menggunakan metode ini poin-poin utama menjadi lebih ter-highlight dan juga mampu memperlihatkan perbandingan antara topik-topik berkaitan.
Butuh waktu lama untuk mengumpulkan informasi yang cukup banyak seperti itu. Jadi metode ini kurang cocok untuk diterapkan waktu mendengarkan materi di kelas. Metode ini lebih cocok dipakai ketika kalian belajar mandiri di rumah.
5. Metode Kalimat
Ini mungkin metode yang paling sering digunakan karena paling simpel dan mudah. Modelnya ya seperti catatan pada umumnya, isinya suatu topik lalu dituliskan penjelasannya berupa kalimat-kalimat panjang.
Untuk kalian yang terbiasa dan mampu mengikuti ritme pengajar dengan baik. Metode ini bisa digunakan tanpa harus khawatir ketinggalan kereta materi.
Selain itu karena bentuknya yang simpel kalian hanya tinggal langsung menulis materinya di kertas. Tidak perlu repot-repot membuat outline catatannya terlebih dahulu seperti metode-metode yang lain.
Jadi buat kalian yang mungkin belum terbiasa untuk mencatat, saya sangat menyarankan agar mulai berusaha mencatat. Agar materi-materi yang kalian pelajari entah itu di kelas atau di platform pembelajaran manapun tidak langsung menguap begitu saja.
Setidaknya dengan mencatat otak kita akan mencerna dan menyimpan hal-hal baru tersebut, walaupun sedikit. Tetapi dengan begitu dengan banyak latihan kamu akan mampu menghubungkan satu informasi dengan informasi yang lain. Dimana informasi tersebut akan lebih mudah diingat lewat catatan.
Maka dari itu segera siapkan kertas atau binder kalian dan buat template nya sekarang juga.
Nah dari tulisan ini, metode mana yang paling cocok untuk diri kalian? Karena seberapa efektif catatan itu ya bergantung pada kalian sendiri. Kalian bisa menentukan mana yang cocok dan mana yang tidak setelah mencobanya. Semoga bisa menjadi referensi untuk meningkatkan kemampuan mencatat kalian bisa menjadi semakin lebih baik lagi.
0 Comments:
Posting Komentar